Jumat, 01 Januari 2021

Ratu Ilmu Hitam (2019)


Setelah Pengabdi Setan (2017), hype film-film horror klasik kembali menyeruak, kembali mendorong sineas tanah air untuk membuat reboot salah satu film horror lama yang tidak kalah suksesnya pada zaman dulu selain Pengabdi Setan (1988) yang begitu memorable. 

Kali ini film klasik yang dipilih adalah Ratu Ilmu Hitam (1981). Bukan tanpa alasan, selain karna memang film garapan sutradara Lilik Sudjio tersebut sanggup membawa kengerian epik lewat berbagai adegan santet nyelenehnya, film ini sanggup membawa Suzana naik panggung bersaing di nominasi aktris terpilih di ajang FFI. 

Hal itulah yang membuat Kimo Istamboel yang terkenal dengan Rumah Dara (2019)-nya, terobsesi untuk membuat versi baru Ratu Ilmu Hitam yang lebih garang dan sadis yang sudah menjadi keahlian Kimo dalam menggarap film gore semenjak menukangi Rumah Dara. 

Mencoba peruntungan, Kimo menggandeng Joko Anwar sebagai penulis naskah, tentu dengan harapan kesuksesan Ratu Ilmu Hitam versi baru ini tidak akan kalah sukses dan menyeramkannya dengan garapan Joko Anwar, Pengabdi Setan yang saat penayangannya saja sanggup mencapai kesuksesan 7 juta penonton.

Ratu Ilmu Hitam versi lama, menguatkan tokoh Murni (Suzana) dan gaya penceritaan filmnya yang kuat akan pembalasan dendam, fitnah, dan ilmu kleniknya yg begitu Indonesia.
Fokus utama si Murni dalam mengeksekusi setiap gerak gerik balas dendamnya. Emosi yg terbangun dari awal begitu mengalir hingga membuatnya harus melawan balik derita apa yang didapatnya. 

Berbeda dengan versi lama, Joko Anwar sebagai pemegang naskahnya turut andil mengubah gaya ceritanya meskipun spirit atau esinsi aslinya tetap kuat. Seperti film-filmnya Joko Anwar yang selalu kuat dalam misteri dan intrik setiap karakter-karakternya, dalam Ratu Ilmu Hitam versi baru ini juga Joko Anwar membalikkan situasi. Mengarahkan cerita dalam misteri, hingga balas dendam menjadi konklusi di bagian klimaksnyaa. 

Namun itu tidak sama sekali menghancurkan keseruan filmnya. Kimo sebagai sutradara begitu lihai menjalankan tempo ceritaa. Misteri yang dibangun berjalan pelan tapi tetap menegangkan. Atmosfirnya dibangun dengan kuat. Kekuatan gorenya juga sangat memanjakan mata, meski tidak sebrutal rumah dara, segala bentuk siksaan santet disini cukup mengganggu, terutama yg memiliki pobia. Berbagai siksaan ditampilkan berbeda beda, dan tampil baik dengan dukungan visual effect yg begitu rapiih nan memukau.

Namun film ini bukan tanpa celah, karena fokusnya drama pembentukan atmosfer teror yang dibangun dengan pelan dan cukup memakan durasi, siksa demi siksa ketika masuk waktu terror terkesan kurang lamaa. Per bagian siksaan dijalankan terlalu cepat meskipun semuanya tampil sedap dan mengganggu. 

Terutama di bagian akhir, munculnya sang antagonis alias sang ratu ilmu hitam tidak mendorong ke klimaks teror yang kita ekspektasikan dari awal, dimana kita sudah dibangun takut duluan. Pnyelesaiannya cenderung terlalu cepat. Kebangkitan ratu ilmu hitam kurang biadap. Sosoknya cenderung cepat pudar. Padahal kita semua mengharapkan dia bagaikan dadjal yang sulit dikalahkan.

Bagaimanapun juga, ratu ilmu hitam adalah film horror indonesia terbaik di tahun 2019. Terornya nyata. Penampilan castnya brilian. Naskahnya kuat. Visual effect-nya membuatnya naik kelas. Film-film gore seperti ini jarang ditemui di indonesia. Ratu ilmu hitam pantang untuk dilewatkan.

7/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

I am a Hero (2016)

Ketika menonton film zombie apa yang sebenarnya ingin kita harapkan dari film tersebut. Apakah sebuah serbuan maut menegangkan nan mengancam...